Singapura Ketiban Berkah, Kekisruhan Houthi di Laut Merah Buat Penjualan BBM Melejit

Volume penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Singapura dalam beberapa sebulan terakhir mengalami lonjakan tajam, melesat sebesar 12 persen mencapai 4,9 juta ton. Jumlah tersebut melonjak jauh bila dibandingkan dengan volume penjualan di tahun sebelumnya. Menurut laporan yang dirilis otoritas Pelabuhan Singapura, lonjakan penjualan minyak selama Januari bisa terjadi setelah kapal – kapal dagang yang melintas di Laut Merah mulai diserang milisi Houthi Yaman. Imbas serangan tersebut ratusan kapal memilih untuk mengalihkan rute pelayaran dari Laut Merah ke Semenanjung Harapan. Pengalihan rute baru sengaja dilakukan para perusahaan pengapalan dengan alasan keamanan.

Namun karena perubahan rute, ratusan kapal harus menempuh jarak perjalanan yang cukup jauh, alhasil para pengapal mulai berebut mengisi bahan bakar di pangkalan minyak terdekat untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pasokan minyak di saat kapal berlayar. “Karna rute pelayaran yang lebih panjang, beberapa kapal memilih untuk meningkatkan kecepatan berlayar hal ini mendorong mereka untuk mengisi bahan bakar di sepanjang rute Afrika, salah satunya seperti pusat pengisian bahan bakar utama seperti Singapura,” kata Fotios Katsoulas, analis utama pengiriman tanker dan bahan bakar alternatif untuk S&P Global Commodity Insights. “Berkat permintaan ini, secara keseluruhan penjualan minyak di pusat bunkering Singapura meningkat 12 persen. Menjadi volume bulanan tertinggi dalam data sejak tahun 1995,” imbuh Fotios.

Singapura Ketiban Berkah, Kekisruhan Houthi di Laut Merah Buat Penjualan BBM Melejit Houthi Yaman Siagakan Semua Pasukannya di Laut Merah Houthi Tingkatkan Serangan di Laut Merah Sepanjang Ramadan

Houthi Tak Terkendali, Lancarkan 96 Serangan di Laut Merah Serangan Houthi di Laut Merah Memanas, 3 Kabel Internet Bawah Laut Putus AS Gelar Pembicaraan Rahasia dengan Iran di Oman: Merayu Buat Hentikan Serangan Houthi di Laut Merah

Curhatan Pengusaha Eropa Terdampak Kekisruhan Laut Merah: Kami Kewalahan Tanggung Biaya Tinggi Hilangnya Dua Drone Pengintai MQ 9 Reaper di Yaman Buat AS Kewalahan, Houthi Gempur Laut Merah Lonjakan volume penjualan bahan bakar minyak rendah sulfur di Singapura diprediksi akan terus terjadi hingga beberapa pekan kedepan, mengingat konflik di Laut Merah hingga kini terus memanas dan tak kunjung mereda.

“Perkiraan menunjukkan jumlah ini bisa bertambah hingga 5 persen, jika lebih banyak kapal menghindari Laut Merah dan beberapa di antaranya mempercepat lajunya untuk meminimalkan durasi pelayaran yang lebih panjang,” kata Fotios. Selain pangkalan BBM di Singapura, lonjakan volume penjualan minyak mentah juga dialami oleh pelabuhan pelabuhan di sekitar Laut Hindia seperti Port Louis di Mauritius, Gibraltar dan pelabuhan pelabuhan di Kepulauan Canary dan Afrika Selatan. Lebih lanjut akibat lonjakan penjualan minyak, kini biaya premi bunker Singapura untuk pengisian VLSFO ikut terkerek naik hingga lebih dari 30 dolar AS per metrik ton. Melonjak jauh bila dibandingkan dengan harga premi sebelumnya yang hanya dibanderol 25 dolar AS.

Ancaman kenaikan harga minyak sebelumnya telah diproyeksikan oleh Colby Connelly, dalam laporannya ia memperingatkan para investor untuk mewaspadai terjadinya kenaikan harga minyak dunia. Adapun peringatan tersebut dilontarkan Connelly pasca puluhan kapal kargo pengangkut minyak mulai menangguhkan pengirimannya hingga batas waktu yang ditentukan, demi menghindari serangan Houthi yang saat ini menguasai Laut Merah. Senada dengan Rob Thummel, direktur perusahaan investasi energi Tortoise Capital. Thummel memproyeksi peristiwa di Laut Merah dapat menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *